Siang hari yang terik….
“Ihhh…. Minggir ah !!! Aku ngga mau dekat-dekat sama orang yang panuan….!! Nanti aku ketularan lagi…”
“Ya ampun !!!! Jadi orang kok lemah banged sieh ??? Sedikit-sedikit jantungan… Udah gituh pingsan….. Dan.. Apaaah ??? Fanya ngga masuk lagi karena harus kemotrapi ????
“Duch…. Kasihan banged dhe si Tika… Dia terlahir dari orang tua yang terkena asma… Jadi nurun
Itulah sederetan kalimat ejekan popi kepada teman-temannya. Popi merasa dirinya lah orang yang paling beruntung dibumi ini. Dia terlahir di keluarga berada, kecantikan yang sangat wahh yang tak dimiliki oleh orang lain.. Dia juga merasa sangat sempurna (sebenarnya ia sieh) karena dia jauh dari berbagai penyakit.. Ia juga lumayan pintar…
“Udah… Udah…. Cukup Popi !! Cukup kamu salama ini menghina orang… Emang sieh kamu tidak kaya Didu yang panuan… Tapi, bukan berarti dia jorok
“Kurang ajar !!....” Spontan Popi marah.. “Berani-beraninya kamu ceramahin aku !!!”
“Terserah kamu lah Pop…” Jawab Safira dan pergi begitu saja
“Tapi… Omelan mu mah ngga ngaruh tahu buat aku !! Karena buktinya aja sampai saat ini aku tetep cantik… Yang pastinya yah tetep menjadi primadona disekolah ini… Tidak seperti kamu yang kucel !!” Teriak Popi.
Suatu malam, Popi bermimpi aneh.. Didalam mimpinya semua cermin tidak dapat menampakkan bayangannya. Tapi Popi tidak menyerah, dia mencari air untuk melihat wajah cantiknya. Namun semua gagal karena air seketika keruh. Popi heran dan terkejut mengapa semua media yang dia lakukan untuk melihat wajahnya yang cantik tidak dapat membantunya…
Popipun bangun dari tidurnya, ia berkeringatan dan alhasil tempat tidurnya kuyup karena keringatnya. Dan buru-buru ia menuju cermin..
“Syukurlah itu hanya mimpi….. Lagian juga dalam ilmu fisika atau apapun
Pagi itu Popi berangkat kesekolah dengan tenang bersama pacarnya yaitu
Dalam perjalanan mereka mendapat musibah kecelakaan. Untungnya itu hanya kecelakaan biasa, so.. Tidak ada luka serius, hanya luka ringan saja pada lengan Popi.
“Duhhh Roy… Aku malu nieh.. Tanganku ada bekas lukanya.. Jadi ngga mulus lagi dhe…” Keluhnya sambil memandang luka yang ia alami
“Ya ampun Popi…. Itu
“Tapi
“Khan bisa di tutup.. Pakai aja lengan panjang”
“Pakai baju lengan panjang itu gerah tahu !! Emang aku bibi-bibi apa”
“Ya sudah… Terserah kamu lah pi….”
“Mmmm… Gimana kalau operasi aja ??”
“Appaaa ??? Operasi ?? Itu sangat berlebihan tahu…. Operasi.. Operasi… Sekalian aja thu kulit kamu semua yang dioperasikan !!” Keluh Roy yang sudah naik darah.
“Iyya juga yaa… Ide bagus thu”
“Apa ?? Malah di iya
“Yeee… Kamu juga ngga mau
“Aku suka kamu apa adanya kok”
“Oke.. Besok aku akan operasi”
“Tapi ………..”
“Ssssssttt… No coment !!!”
Akhirnya keputusan Popi sudah bulat untuk operasi bekas luka ditangannya. Akhirnya Popi pergi sendirian ke seorang dokter spesialis kulit di RS, karena orang tuanya sangat sibuk dengan pekerjaannya.
Di RS operasi di langsungkan. Hati Popi sangat senang karena sebentar lagi Popi bekas luka sialan itu hilang. Namun, ternyata… Diluar dugaan, Popi dijadikan percobaan oleh docter yang ternyata gadungan itu. Akhirnya malpraktek lah yang diterima oleh Popi.
Beberapa hari kemudian diseluruh tubuh Popi gatal-gatal dan iritasi. Alhasil tubuh Popi banyak kudisan dan akhirnya menimbulkan bau yang sangat busuk.
Ia tidak dapat menuntut pihak RS karena docter itu juga entah kemana dan jika ia menuntut juga tidak akan bisa mengembalikan kulitnya yang mulus lagi. Ia menanggung derita itu sendiri sebab orang tuanya selalu sibuk dengan urusannya sendiri.
Ia selalu diejek oleh teman-temannya. Ejekan-ejekan yang selalu ia lontarkan ke teman-temannya kini ia rasakan. Popipun berhenti dari sekolah dan orang tuanya mengungsikan Popi ketempat yang jauh dari keramaian karena tetangga selalu menggunjing anaknya itu. Mereka takut jikalau penyakit itu menular.
“Aku sekarang sudah hina…” Gumamnya di sela-sela ia merenungi nasipnya. Dan tak sedikit air mata yang tumpah di pipinya.. “Apakah ini balasan dari-Mu Ya Allah ?? Apakah selama ini aku terlalu sombong Ya Allah… Ampun kanlah hambamu ini Ya Allah… Atas segala dosa-dosaku selama ini…. Dan berilah aku kekuatan agar aku bisa menjalani hidup ini….”
Inilah jawaban dari semua mimpi buruk Popi. Noda itu tidak dapat dibersihkan lagi.. Tinggallah penyesalan dalam benak Popi.
Karya : Siti Salmah dan Sri Wahyuni
Editor : Dian Anggraeni
0 comments:
Post a Comment