Sunday, May 15, 2011

AMUKAN BERUANG

Teman-teman, tahu tidak ? Semua makhluk hidup di dunia ini mempunyai perasaan. Saya mempunyai sebuah cerita nyata yang dialami oleh keluarga saya. Begitu kabar ini saya dengar saya langsung menulisnya di blog ini. Baiklah saya mulai saja ceritanya.
Hari minggu ini sangat cerah, pagi-pagi ayahku mempersiapkan diri untuk mengkoordinir kebun sawitnya yang berada sekitar 65 km dari rumahku. Kalau tidak salah jam 7 pagi. Lalu saya online dan membaca komik kesukaanku.
Namun, ketika waktu menunjukkan jam 11. Ayah saya berteriak-teriak memang
gil mama. Tidak biasanya papa pulang jam segini, biasanya malam baru pulang. Rupanya ayah saya menangis dan gemetaran.
Ketika kami sekeluarga menanyakan ada apa. Ternyata pondok yang telah dibuat yang masih berumur 1 tahun diobrak abrik oleh hewan ganas. Atapnya hancur, tiang-tiangnya lumat seperti ampasan tebu. Kayu-kayu berserakan dimana-mana. Bau busuk sangat menyengat dan bekas cakaran ada dimana-mana. Dan ayah saya mengecek sekitar pondok.
Banyak tapak kaki binatang yang sangat familiar, yakni beruang. Baju-baju pekerja yang di jemur di dalam pondok habis terkoyak-koyak. Dan toilet hancur berkeping-keping. Ayah saya menelurusi dan ternyata beruang tersebut berasal dari hutan yang berada dibelakang kebun saya. Dan ia menemukan bangkai anak beruang gosong yang dikubur asal-asalan.
Ibu saya mengingatkan ayah saya dengan kejadian beberapa hari lalu. Kebakaran hebat yang dihasilkan oleh orang yang tidak bertanggung jawab. Dia bukan teman ayah saya dan saya tidak tahu persis siapa dia. Tetapi ayah saya pernah beradu mulut dengannya yang telah membakar hutan sembarangan. Kalau itu tanah dia, yah bisa dimaklumi. Namun, api yang terpercik dimana-mana bahkan samapi kekebun kami dia sama sekali tidak peduli dan tidak berusaha dipadamkan.
Alhasil, sangat banyak sekali hutan yang terbakar. Dan berton-ton air dari pemerintah yang harus disemprotkan demi memadamkan api dari ulah orang licik seperti dia. Dia sengaja, dia tidak ingin mengeluarkan uang untuk memadamkan api.
Ternyata kejadian ini membuat salah satu anak dari keluarga beruang yang tinggal di hutan itu. Kemungkinan besar orang tua beruang tersebut yang mengobrak abrikkan pondok kami. Namun, kenapa harus kami yang jadi pelampiasan amarah orang tua anak beruang itu. Ibu saya menenangkan, dengan berkata bahwa hanyalah pondok kami yang ada disekitar hutan itu. Jejak-jejak yang dihasilkan oleh amukan beruang sangatlah jelas bahwa dia mencari ''manusia''. Karena ia sampai memanjat atap demi masuk kedalam pondok dan mencari ''manusia'' dan menghabisinya. Untung saja ketika ayah saya datang, beruang itu sudah berhasil keluar dengan menghancurkan dinding pondok.
Binatang itu pendendam. Apalagi binatang ganas itu. Ayah saya langsung menyelamatkan barang-barang berharga dan pulang dengan segera. Aku sangat ngeri mendengarnya, karena apa ?. Rencananya hari sabtu kemaren kami berencana akan menginap di sana dan menghabiskan weekend disana. Saya juga pernah masuk di area hutan dengan mama saya untuk mencari ikan di air terjun tanpa pengawalan. Ayah saya juga pernah sendirian masuk dihutan untuk mencari kayu untuk membuat kursi di pondok. Ayah saya itu sangat tidak ingin dibantu dan sangat ingin mengerjakan sendiri. Padahal anak buahnya bersedia beramai-ramai untuk membantunya.
Subhanallah, Allah masih melindungi kami yang tidak bersalah ini. Sebelumnya, pulang sekolah kemaren aku menabrak seekor kucing dan untungnya kucing tersebut masih sehat dan berlari dengan sekuat tenaga.
Apa salahnya pelakunya saja yang kamu hajar beruang ?. Kenapa harus kami ?. Kami sedikitpun tidak pernah membakar hutan. Niatpun tidak
Kata tetangga saya menasehati agar kami jangan dulu mengunjungi kebun kami. Karena kemungkinan besar beruang-beruang itu masih mengintai di kejauhan dengan amarah yang luar biasa.

0 comments: